Wednesday 5 September 2012

Srigala dan Bangau

Pada jaman dahulu tuan Serigala dan nyonya Bangau berteman, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, pada suatu hari tuan Serigala mengundang nyonya Bangau untuk makan siang di rumahnya.

"Saya harap anda datang, nyonya Bangau" kata tuan Serigala. "Saya akan menyediakan daging yang lezat". Nyonya Bangau menerima undangan itu dan pergi mengunjungi tuan Serigala. tuan Serigala telah membuat kasha yang lezat dan di sajikan di piring yang lebar.

Nyonya Bangau mematuk-matuk piring itu dengan paruhnya yang panjang, tetapi dia tidak bisa menggigit kasha itu. sampai kepalanya terpatuk tetapi masih juga nyonya bangau tidak dapat menggigit kasha.

Sementara itu tuan Serigala memakan kasha dengan lahap sampai tandas. setelah kasha habis tuan Serigala berkata "sangat menyenangkan makan siang bersama anda, saya harap kita bisa makan bersama lagi.", "Terima kasih atas makan sianya tuan Serigala" jawab nyonya Bangau. "Besok anda harus datang ke rumah saya untuk makan siang". "Saya akan datang" balas tuan Serigala.

Esoknya ketika tuan Serigala datang ke rumah nyonya Bangau, dia mencium aroma yang lezat, dalam hati tuan Serigala berpikir "Bau lezat apakah ini?? pasti makanan enak. Ketika nyonya Bangau menyajikan makanan, dia meletakkannya di pot yang berleher panjang dan bermulut sempit. "Jangan malu-malu tuan Serigala" nyonya bangau mempersilahkan.

Tuan Serigala berusaha memasukkan cakarnya ke dalam pot, tetapi sepertinya tidak berhasil, kemudian dia berusaha dengan menggunakan hidungnya, hasilnya nihil dia hanya bisa mencium bau makanan lezat itu. Kemudian nyonya Bangau memasukkan paruhnya yang panjang ke dalam pot dan memakan semua hidanagn lezat itu.

Ketika makanan sudah habis, nyonya Bangau berkata "Sangat menyenangkan anda bisa mengunjungi saya, semoga kita bisa melakukan lagi dengan segera". tuan Serigala sangat malu dan marah mendengarkan kata-kata nyonya Bangau. kemuadian tanpa mengucap sepatah kata tuan Serigala pergi.

Sejak saat itulah Bangau dan Serigala bermusuhan.
BY : NUR HAZIFAH

Kisah Singa dan Seekor Tikus


Kisah Singa dan Seekor Tikus


Seekor singa sedang tidur-tiduran di sebuah padang rumput di hutan. Perutnya lapar, karena sejak pagi tadi dia belum menyantap sesuap makanan pun. Tiba-tiba penciumannya serasa menemukan ada makanan di dekatnya. Dia mulai mencari-cari apa gerangan yang bisa dimakannya itu. Ternyata, seekor tikus sedang bermain-main di balik rerumputan.
"Hai, tikus, tahukah kamu bahwa engkau telah menggangguku" kata singa sambul mengaum, memperlihatkan taringnya yang tajam "Aaauuuummmmmmm........!!" "Awas kau akan kujadikan santapan pertamaku hari ini". Dengan sigap dia meloncat, dan dalam sekejap, tikus kecil yang malang itu sudah berada dalam genggamannya.

"Oh, singa yang baik, janganlah kau makan diriku," kata tikus itu ketakutan setengah mati. "Di rumahku tujuh ekor anakku sedang menungguku dan makanan yang sedang kubawa ini", tikus menghiba. Air matanya mulai menetes dari matanya. Dia menangis... cit...cit..cit...cit.

"Ho...ho...ho.. aummmmm, aku tidak akan melepaskanmu tikus kecil. Perutku sudah lapaaaar sekali. Bisa pingsan aku kalau tidak makan sekarang," singa sudah bersiap hendak memasukkan tikus malang itu ke dalam mulutnya.

"Hai, singa, bagaimana kalau kita buat perjanjian. Hari ini biarkan aku pergi. Aku berjanji akan menolongmu kelak jika kau dalam kesulitan," kata tikus mulai berani.

"Bagaimana mungkin makhluk kecil sepertimu menolong aku yang kuat dan besar ini. ho..ho..ho.. aummmmm...!" Namun sang Singa kasihan juga akhirnya melihat Tikus kecil itu menangis. "Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Lagian dagingmu pasti tidak bisa mengenyangkan perutku. Sana! cepat pergi...!!"

Tikus dengan senang hati berlari meninggalkan singa sambil teriak, "Terima kasih singa...".Suatu hari tikus sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara seekor singa sedang mengaum, tampaknya kesakitan. "Auummmmm.... aduuuuhhh... tolooong...tolooong." "Aku terkena perangkap pemburu nakal... tolooong, auuummmm."

Tikus segera menghampiri asal suara itu. Rupanya singa masuk perangkap yang dibuat pemburu. "Jangan kawatir singa, aku datang menolongmu...!" Teriak tikus pada singa. "Cepatt! aku sudah tidak tahan lagi.... auuummmm." kata singa. Tikus segera melompat masuk kedalam lubang perangkap. Satu demi satu tali perangkap yang mengikat singa dia gigit hingga putus. Dan akhirnya... singa terbebas. Segara dia melompat keluar dari lubang perangkap. "Terima kasih Tikus, kalau tidak ada kamu, pasti aku sudah ditangkap pemburu nakal itu. Akhirnya sejak itu Singa dan Tikus bersahabat dan selalu bermain bersama.
by: nur hazifah

Kancil dan Buaya


Kancil dan Buaya


Pada zaman dahulu Sang Kancil adalah merupakan binatang yang paling cerdik di dalam hutan. Banyak binatang-binatang di dalam hutan datang kepadanya untuk meminta pertolongan apabila mereka menghadapi masalah. Walaupun ia menjadi tempat tumpuan binatang- binatang di dalam hutan, tetapi ia tidak menunjukkan sikap yang sombong malah sedia membantu paila-bila masa saja.

Suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan untuk mencari makanan. Oleh kerana makanan di sekitar kawasan kediaman telah berkurangan Sang Kancil bercadang untuk mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari tersebut sangat panas, menyebabkan Sang Kancil berasa dahaga kerana terlalu lama berjalan, lalu ia berusaha mencari sungai yang berdekatan. Setelah meredah hutan akhirnya kancil berjumpa dengan sebatang sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang masa Sang Kancil terus minum dengan sepuas-puasnya. Kedinginan air sungai tersebut telah menghilangkan rasa dahaga Sang Kancil.

Kancil terus berjalan-jalan menyusuri tebing sungai, apabila terasa penat ia berehat sebentar di bawah pohon beringin yang sangat rendang di sekitar kawasan tersebut. Kancil berkata didalam hatinya "Aku mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lazat-lazat". Setelah kepenatannya hilang, Sang Kancil menyusuri tebing sungai tersebut sambil memakan dedaun kegemarannya yang terdapat disekitarnya. Apabila tiba di satu kawasan yang agak lapang, Sang Kancil terpandang kebun buah-buahan yang sedang masak ranum di seberang sungai."Alangkah enaknya jika aku dapat menyeberangi sungai ini dan dapat menikmati buah-buahan tersebut" fikir Sang Kancil.

Sang Kancil terus berfikir mencari akal bagaimana untuk menyeberangi sungai yang sangat dalam lagi deras arusnya. Tiba-tiba Sang Kacil terpandang Sang Buaya yang sedang asyik berjemur di tebing sungai. Sudah menjadi kebiasaan buaya apabila hari panas ia suka berjemur untuk mendapat cahaya matahari.Tanpa berlengah-lengah lagi kancil terus menghampiri buaya yang sedang berjemur lalu berkata " Hai sabahatku Sang Buaya, apa khabar kamu pada hari ini?" buaya yang sedang asyik menikmati cahaya matahari terus membuka mata dan didapati sang kancil yang menegurnya tadi "Khabar baik sahabatku Sang Kancil" sambung buaya lagi "Apakah yang menyebabkan kamu datang ke mari?" jawab Sang Kancil "Aku membawa khabar gembira untuk kamu" mendengar kata-kata Sang Kacil, Sang Buaya tidak sabar lagi ingin mendengar khabar yang dibawa oleh Sang Kancil lalu berkata "Ceritakan kepada ku apakah yang engkau hendak sampaikan".

Kancil berkata "Aku diperintahkan oleh Raja Sulaiman supaya menghitung jumlah buaya yang terdapat di dalam sungai ini kerana Raja Sulaiman ingin memberi hadiah kepada kamu semua". Mendengar saja nama Raja Sulaiman sudah menggerunkan semua binatang kerana Nabi Sulaiman telah diberi kebesaran oleh Allah untuk memerintah semua makhluk di muka bumi ini. "Baiklah, kamu tunggu di sini, aku akan turun kedasar sungai untuk memanggil semua kawan aku" kata Sang Buaya. Sementara itu Sang Kancil sudah berangan-angan untuk menikmati buah-buahan. Tidak lama kemudian semua buaya yang berada di dasar sungai berkumpul di tebing sungai. Sang Kancil berkata "Hai buaya sekelian, aku telah diperintahkan oleh Nabi Saulaiman supaya menghitung jumlah kamu semua kerana Nabi Sulaiman akan memberi hadiah yang istimewa pada hari ini". Kata kancil lagi "Beraturlah kamu merentasi sungai bermula daripada tebing sebelah sini sehingga ke tebing sebelah sana".

Oleh kerana perintah tersebut adalah datangnya daripada Nabi Sulaiman semua buaya segera beratur tanpa membantah. Kata Buaya tadi "Sekarang hitunglah, kami sudah bersedia" Sang Kancil mengambil sepotong kayu yang berada di situ lalu melompat ke atas buaya yang pertama di tepi sungai dan ia mula menghitung dengan menyebut "Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk" sambil mengetuk kepala buaya begitulah sehingga kancil berjaya menyeberangi sungai. Apabila sampai ditebing sana kancil terus melompat ke atas tebing sungai sambil bersorak kegembiraan dan berkata" Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahawa aku telah menipu kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman".

Mendengar kata-kata Sang Kancil semua buaya berasa marah dan malu kerana mereka telah di tipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara sehingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus meniggalkan buaya-buaya tersebut dan terus menghilangkan diri di dalam kebun buah-buahan untuk menikmati buah-buahan yang sedang masak ranum
BY: NUR HAZIFAH

Dialog Lawak!!! Adik saya berkahwin dengan lelaki

Rahmat ialah saksi satu kes jenayah berat, kelihatan gementar dan gugup ketika diminta memberi keterangan oleh seorang peguam. Dengan suara yang lantang, peguam itu bertanya, adakah anda sudah berkahwin?.

Sudah, Tuan. jawab Rahmat dengan suara yang tersekat-sekat.

Peguam : Sudah berapa kali, kamu berkahwin

Rizal : Sekali sahaja.,

Peguam : Dengan siapa kamu berkahwin?,

Rizal : Seorang perempuan, Tuan!

Kerana panas mendengar jawapan dari Rahmat, dengan marah, peguam berkata, Tentulah kamu berkahwin dengan perempuan. Kamu pernah dengar ke ada orang yang kahwin dengan lelaki? ,

Rahmat : Ada tuan, adik perempuan saya berkahwin dengan lelaki, tuan.

Peguam : !@#$%^&*($#@!@#$%^ ( Jatuh Pengsan )


by: NUR HAZIFAH